Rabu, 29 Maret 2023

Dua Bank Besar Jaga NPL Kartu Kredit di Bawah 2%

Nida Sahara
10 Jul 2019 | 08:35 WIB
BAGIKAN
ilustrasi kartu kredit
ilustrasi kartu kredit

JAKARTA.investor.id – PT Bank CIMB Niaga Tbk dan PT Bank Central Asia Tbk (BCA) tahun ini menjaga rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) kartu kredit di bawah 2%. Kedua bank swasta kelompok bank umum kegiatan usaha (BUKU) IV tersebut fokus menjaga portofolio kartu kredit supaya tetap terkendali.

Direktur Konsumer CIMB Niaga Lani Darmawan menjelaskan, perseroan terus memantau NPL kartu kredit supaya tidak melebihi angka 2%. Sementara itu, sampai dengan semester pertama tahun ini, CIMB Niaga berhasil menjaga NPL kartu kredit di posisi 1,8%.

"NPL kami lebih bagus dari industri, kami menerapkan collection strategy yang robust, dengan collection system, capacity planning yang baik dan juga membedakan cara collection berdasarkan segmen dan baki kredit. Selain itu, tentu saja kami proses analisis kredit dan portofolio manajemen yang end to end amat penting," jelas Lani kepada Investor Daily, Selasa (9/7).

Dia menyebutkan, sampai akhir tahun ini pihaknya masih akan menjaga NPL kartu kredit di angka 1,8%. Pasalnya, level NPL tersebut sudah cukup baik dan sehat, selain itu agar perseroan masih bisa berkembang lagi.

Advertisement

Adapun, sampai dengan semester pertama 2019 volume transaksi kartu kredit CIMB Niaga tumbuh 8% secara tahunan (year on year/yoy). "Transaksi kartu kredit banyak digunakan untuk e-commerce, travel related, dan groceries. Dengan portofolio yang sehat, target kami tahun ini volume transaksi tumbuh 8-10% (yoy)," papar Lani.

Menurut dia, semester kedua pertumbuhan bisa lebih kencang karena memasuki musim libur, terlebih ada Natal dan Tahun Baru pada Desember nanti. "High season libur nasional dan Ramadan memang biasanya yang paling bagus," ujar Lani.

Secara terpisah, Corporate Secretary BCA Jan Hendra menjelaskan, sampai dengan Mei 2019 volume transaksi kartu kredit BCA mencapai Rp 32 triliun, nilai tersebut meningkat 13% (yoy). Menurut dia, meskipun pertumbuhan volume transaksi BCA tinggi, namun dari sisi kredit macet bisa ditekan di bawah 2%.

Dia juga menyebutkan, pertumbuhan transaksi tertinggi biasanya akan terjadi pada semester kedua tiap tahun. Pasalnya, banyak momen liburan. "Untuk bisnis kartu kredit beberapa momen terjadinya kenaikan pada semester II, biasanya terjadi pada saat musim libur anak sekolah dan menjelang libur akhir tahun. Ya semoga (NPL kartu kredit) bisa lebih baik," ungkap Jan.

baca selengkapnya di https://subscribe.investor.id

Editor: Aris Cahyadi (aris_cahyadi@investor.co.id)

Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS

BAGIKAN

Berita Terkait


Berita Terkini


Market 1 jam yang lalu

Pendapatan Tembus Rp 128 T, Bumi Resources (BUMI) Pecahkan Rekor!

Bumi Resources (BUMI) memecahkan rekor pendapatan tertinggi. Pendapatan BUMI mencapai US$ 8,53 miliar atau Rp 128,5 triliun pada 2022.
Macroeconomy 3 jam yang lalu

Ekonomi Lima Negara ASEAN Berpotensi Tumbuh 4,7% pada 2023

Pertumbuhan ekonomi lima negara ASEAN yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand berpotensi capai 4,7% pada 2023.
Business 4 jam yang lalu

Startup Aruna Bagikan Kartu Kusuka kepada Nelayan Binaan di Kaltim

Kusuka adalah salah satu program KKP yang bekerjasama dengan bank BRI, sehingga Kusuka tersebut berbentuk kartu ATM
Market 4 jam yang lalu

MBM Gelar IPO Kakap, Target Dana Rp 9,6 Triliun

PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBM/MBMA), anak usaha MDKA, akan menggelar IPO saham dengan target dana Rp 9,6 triliun.
Market 4 jam yang lalu

Laba Bersih Indika (INDY) Terbang 684%

Indika (INDY) mencatatkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk US$ 452,67 juta pada 2022.
Copyright © 2023 Investor.id