JAKARTA-Ketua Umum Himpunan Ahli Pengecoran Logam Indonesia (HAPLI) Yos Rizal
Anwar mengatakan perkembangan industri pengecoran logam (foundry) pada
2015 akan mengikuti pertumbuhan pasar otomotif nasional.
Pasalnya, menurut dia di Jakarta, Rabu permintaan logam cetakan
(casting) didominasi oleh sektor otomotif yang berkontribusi sekitar 80
persen dari total produksi tahunan.
"Mungkin sekitar
100.000an ton casting terpakai untuk otomotif. Kalau untuk industri
secara keseluruhan itu diperkirakan 160.000 ton per tahun. Itu pun ’full
capacity’, terpakai semua," katanya seperti dikutip Antara.
Nilai tersebut,
menurut dia, sesuai dengan pernyataan Gabungan Industri Kendaraan
Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang memprediksi penjualan mobil pada 2015
akan relatif sama dengan 2014 atau tetap pada posisi 1,2 juta unit
karena pertimbangan inflasi, nilai tukar dan suku bunga Bank Indonesia.
Menurut Yos, kebutuhan casting untuk satu unit mobil mencapai
50-200 kilogram per unit baja cetakan dan aluminium sebesar 60-100
kilogram per unit. Sedangkan untuk satu buah motor diperlukan 22-25
kilogram baja cetakan dan 3 kilogram aluminium.
Berdasarkan
perhitungan tersebut, maka kebutuhan baja cetakan 2014 diperkirakan akan
mencapai 364.000 ton dan aluminium sebesar 120.000 ton.
"Tapi kebutuhan casting masih jauh lebih tinggi dari pasokannya," katanya.
Hingga saat ini, kapasitas industri pengecoran logam mencapai
447.360 ton per tahun terdiri dari industri ferrous dari 33 perusahaan
dengan kapasitas produksi 160.360 ton per tahun.
Disusul
oleh industri alloy steel dari sembilan perusahaan dengan kapasitas
produksi 10.000 triliun per tahun, industri non ferrous terdiri atas 16
perusahaan dan 20 usaha kecil menengah dengan kapasitas produksi 75.000
ton per tahun dan industri baja daur ulang dari tiga perusahaan sebesar
52.000 ton per tahun.
Sementara sisanya adalah UKM dengan kapasitas produksi total sebesar 150.000 ton per tahun.(*/hrb)
Editor : herry barus (herrybarus@yahoo.com.au)
Berita Terkait