Minggu, 4 Juni 2023

UE, Inggris, Jepang Semakin Ragu dengan Pembebasan Paten Vaksin

Happy Amanda Amalia
2 Jun 2021 | 06:52 WIB
BAGIKAN
Deretan botol vaksin Covid-19 buatan Pfizer-BioNTech disimpan dalam lemari pendingin sebelum dikemas untuk dikirim ke AGEPS (Agence Generale des Equipements et Produits de Sante - Badan Umum Peralatan dan Produk Kesehatan), sebuah gudang rumah sakit umum di pinggiran kota Paris, pada 30 Maret 2021. ( Foto:  JOEL SAGET / AFP )
Deretan botol vaksin Covid-19 buatan Pfizer-BioNTech disimpan dalam lemari pendingin sebelum dikemas untuk dikirim ke AGEPS (Agence Generale des Equipements et Produits de Sante - Badan Umum Peralatan dan Produk Kesehatan), sebuah gudang rumah sakit umum di pinggiran kota Paris, pada 30 Maret 2021. ( Foto: JOEL SAGET / AFP )

JENEWA, investor.id – Uni Eropa (UE), Inggris, dan Jepang terus menyuarakan keraguan di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) terhadap usulan pembebasan paten atau hak kekayaan intelektual (HAKI) produk-produk yang berkaitan dengan Covid-19, seperti vaksin.

Seorang pejabat di WTO mengatakan, usulan untuk memulai diskusi berbasis teks tentang pembebasan haki telah menuai ketertarikan – daripada membahas yang lebih umum – di pertemuan informal dewan Perjanjian WTO mengenai Aspek-aspek Hak Kekayaan Intelektual Terkait Perdagangan (Trade-Related Aspects of IP Rights/TRIPS).

“Amerika Serikat (AS), Tiongkok, Ukraina, dan Selandia Baru telah mendukung upaya-upaya untuk mengesampingkan syarat-syarat TRIPS tertentu yang berkaitan dengan pencegahan medis, penahanan atau alat-alat pengobatan yang diperlukan untuk memerangi Covid-19. Namun, beberapa anggota terus menyatakan keraguan tentang kenyamanan memulai negosiasi dan meminta lebih banyak waktu untuk menganalisis proposal tersebut,” ujar pejabat itu, yang dikutip AFP, pada Selasa (1/6).

Ada pun beberapa anggota WTO yang dimaksud, termasuk Uni Eropa, Australia, Brazil, Inggris, Jepang, Norwegia, Singapura, Korea Selatan, Swiss dan Taiwan.

Advertisement

Sebegai informasi, perjanjian-perjanjian di WTO memerlukan dukungan konsensus dari 164 negara anggota. Sementara itu, India dan Afrika Selatan yang mengajukan ide awal pada Oktober, telah mengajukan proposal yang direvisi, yang saat ini mendapat dukungan dari 63 anggota WTO.

Naskah proposal baru – yang mereka dan pendukung lainnya – yang telah diedarkan menyebut, bahwa pengesampingan harus berlaku tidak hanya untuk vaksin, tetapi juga untuk perawatan, diagnostik, perangkat medis dan peralatan pelindung, sekaligus bahan-baku dan komponen yang diperlukan untuk memproduksinya.

Usulan itu juga mengungkapkan, bahwa pengabaian harus berlangsung selama setidaknya tiga tahun sejak tanggal diberlakukan. Selanjutnya Dewan Umum WTO harus menentukan apakah pembebasan haki harus diperpanjang.

Pentingnya HAKI

Pejabat perdagangan itu mengatakan, masalah perbedaan berlanjut pada pertanyaan apakah, dan sejauh mana, perlindungan HAKI bakal menahan tujuan mengalahkan pandemi, juga mengenai penggunaan dan potensi peningkatan fleksibilitas yang ada dalam persyaratan TRIPS.

“Pertanyaan-pertanyaan lain yang diajukan, di antaranya soal durasi dan penghentian pembebasan yang diusulkan,” kata pejabat itu.

Di sisi lain, lanjut pejabat itu, Amerika Serikat menyatakan terbuka untuk melakukan pembicaraan berbasis naskah proposal apa pun yang dapat mengatasi kebutuhan mendesak guna meningkatkan produksi, dan distribusi vaksin,

“Tiongkok mengatakan, karena proposal awal telah ditetapkan pada bulan Oktober, sudah waktunya untuk pindah ke tahap berikutnya. Pakistan, Argentina, Bangladesh, Mesir, Indonesia, dan Kenya termasuk di antara negara-negara yang menyatakan perlunya memulai negosiasi,” tambah pejabat itu.

Menurut hitungan AFP, lebih dari 1,9 miliar dosis vaksin Covid-19 telah disuntikkan di setidaknya 213 wilayah di seluruh dunia. Baru 0,3% vaksin Covid-19 yang diberikan di 29 negara berpenghasilan terendah, rumah bagi 9% dari populasi dunia.


 

Editor: Happy Amanda Amalia (happy_amanda@investor.co.id)

Dapatkan info hot pilihan seputar ekonomi, keuangan, dan pasar modal dengan bergabung di channel Telegram "Official Investor.ID". Lebih praktis, cepat, dan interaktif. Caranya klik link https://t.me/+ijaEXDjGdL1lZTE1, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS

BAGIKAN

Berita Terkait


Berita Terkini


Business 5 menit yang lalu

Tata Niaga Bauksit Perlu Pembenahan Hulu Hingga Hilir

Pemerintah akan kembali melarang ekspor bauksit per 10 Juni 2023 mendatang, setelah sebelumnya kebijakan ini diberlakukan pada 2014.
Business 1 jam yang lalu

19,6 Juta Ancaman Lokal Incar Bisnis Indonesia

Kaspersky telah mendeteksi sebanyak 49,04 juta ancaman lokal yang berpotensi menginfeksi komputer perusahaan/bisnis di Asia Tenggara
National 2 jam yang lalu

Ganjar: Menangkan Pilpres Secara Elegan, Tanpa Isu SARA

Ganjar Pranowo meminta para relawan untuk memenangkan dirinya dengan elegan, tanpa isu SARA
Lifestyle 2 jam yang lalu

Hari Pertama Sukses, Semesta Berpesta Hari Kedua di Tangerang Bakal Gak Kalah Seru!  

Hari pertama, Festival Semesta Berpesta berlangsung sukses dan akan berlanjut di hari kedua, Minggu (4/6/2023) dan bakal gak kalah seru!
Lifestyle 2 jam yang lalu

Sukses Berjualan Online, Minum Yuk Kaka Dirikan Outlet Concept Pertama

Minum Yuk Kaka mendirikan outlet concept pertama setelah sukses pemasaran secara online baik official website maupun jaringan ecommerce

Tag Terpopuler


Copyright © 2023 Investor.id