LONDON, investor.id - Para menteri keuangan (menkeu) dari negara anggota kelompok G-7 mencapai komitmen bersejarah untuk mengenakan pajak minimum global pada korporasi besar, seperti raksasa-raksasa perusahaan teknologi. Mereka juga membuat komitmen mengenai pengungkapan dampak iklim, memberikan bantuan ke negara-negara miskin dan pemulihan pascapandemi.
Berikut adalah poin-poin utama dari pernyataan yang dirilis pada Sabtu (5/6), di akhir pertemuan selama dua hari, yang dikutip AFP:
Tarif Pajak Minimum
Poin utama dari pertemuan para menkeu kelompok G-7 – yang terdiri atas Inggris, Prancis, Italia, Kanada, Jepang, Jerman, dan Amerika Serikat – adalah menyepakati tarif pajak perusahaan minimum sebesar 15% untuk perusahaan multinasional terbesar dan paling menguntungkan. Dan pajak tersebut harus dibayar di setiap negara tempat mereka beroperasi, bukan hanya di tempat mereka berkantor pusat. Di mana ini sering terjadi di negara-negara dengan pajak rendah.
Langkah itu terutama ditujukan untuk ekonomi digital, dan perusahaan teknologi AS yang telah mendapat untung besar selama pandemi.
Risiko Iklim
Para menteri juga membahas untuk membuat perusahaan mengungkapkan dampaknya terhadap perubahan iklim kepada investor. Pertemuan ini bakal terjadi pertemuan puncak G-7 di Cornwall pada pekan depan, di mana akan fokus pada penanganan perubahan iklim.
Para menteri keuangan G-7 ikut mendukung gerakan menuju pengungkapan keuangan terkait iklim wajib, menyetujui bahwa investor membutuhkan kualitas tinggi dan informasi yang dapat diandalkan tentang eksposur perusahaan terhadap risiko iklim, yang saat ini dilakukan secara sukarela. Ini terutama menyangkut transisi perusahaan ke energi bersih.
Bantuan untuk Negara Miskin
Negara-negara anggota G-7 mengatakan bertekad membantu negara berpenghasilan rendah dan rentan untuk menghadapi pandemi virus corona Covid-19. Mereka mendukung alokasi US$ 650 miliar hak penarikan khusus (special drawing rights) untuk membantu negara-negara ini. Alokasi itu merupakan aset cadangan internasional buatan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk memberi negara-negara ini likuiditas ekstra.
Para menteri juga mendesak Bank Dunia untuk meningkatkan upaya dan penggunaan "kekuatan finansial guna meningkatkan akses vaksin bagi negara-negara berkembang, termasuk melalui skema Covax.
Pemulihan Ekonomi Global
Pernyataan bersama mengungkapkan bahwa kelompok G-7 akan terus mendukung negara-negara untuk pulih, di saat kegiatan perekonomian dibuka kembali dari karantina terkait Covid-19. “Begitu pemulihan sudah mapan, kita perlu memastikan keberlanjutan jangka panjang keuangan publik untuk memungkinkan kita merespons krisis di masa depan,” katanya.
Pandemi hanya dapat diatasi ketika terkendali di mana-mana, membutuhkan akses yang adil ke vaksin dan tes. Demikian isi pernyataan tambahan. Para menteri kesehatan G-7 pada Jumat (4/6) berkomitmen untuk membagikan dosis vaksin mereka melalui Covax, ketika situasi di dalam negeri memungkinkan.
Editor : Happy Amanda Amalia (happy_amanda@investor.co.id)
Sumber : Investor Daily