LONDON, investor.id – Boris Johnson akan mengundurkan diri sebagai pemimpin partai Konservatif pada Kamis (7/7), menurut laporan BBC. Keputusan ini membuka jalan bagi penggantinya sebagai perdana menteri Inggris, setelah puluhan menteri mundur dari pemerintahannya yang dilanda skandal.
“Boris Johnson akan mengundurkan diri sebagai pemimpin Konservatif hari ini. Dia akan terus menjabat sebagai perdana menteri hingga musim gugur,” kata editor politik BBC Chris Mason, Kamis. Ia menambahkan bahwa persaingan kepemimpinan di Partai Konservatif (Tory) akan berlangsung musim panas ini dan pemenangnya menggantikan Johnson pada Oktober 2022.
Seorang juru bicara Downing Street mengatakan bahwa perdana menteri akan membuat pernyataan kepada negara hari ini.
Baca juga: PM Inggris Johnson Hadapi Penyelidikan Parlemen Setelah Menteri Senior Resign
Pemimpin Partai Buruh Oposisi Keir Starmer menyebutnya “kabar baik” bahwa Johnson akan mundur. Tetapi ia juga mengatakan bahwa apa yang dibutuhkan adalah perubahan pemerintahan yang tepat.
Johnson telah mempertahankan pada kekuasaan, terlepas dari gelombang pengunduran diri lebih dari 50 pejabat pemerintah.
Namun mundurnya menteri pendidikan Michelle Donelan pada Kamis dan permohonan untuk berhenti dari menteri keuangan Nadhim Zahawi tampaknya membuat keseimbangan. Keduanya hanya bertahan dua hari dalam jabatan masing-masing.
Menteri Irlandia Utara Brandon Lewis memulai acara hiruk pikuk pada Kamis, menjadi menteri kabinet keempat yang mengundurkan diri. Ia menulis bahwa Johnson melewati titik di mana PM itu tidak bisa berbalik.
Pemimpin Konservatif pada Rabu (6/7) malam menantang dengan menanggapi seruan dari para loyalis dan rekan kabinetnya untuk mundur. Ia sempat memecat menteri dan mantan sekutu utamanya Michael Gove.
Sekretaris Komunitas itu dilaporkan menjadi orang pertama yang mengatakan bahwa dirinya harus mengundurkan diri demi kebaikan partai dan negara Tory. Sumber yang dekat dengan Johnson mengatakan kepada BBC bahwa Gove adalah “ular”.
Surat kabar The Sun mengatakan, Johnson telah memberi tahu rekan-rekannya bahwa mereka harus “mencelupkan tangan (mereka) ke dalam darah” untuk mendorongnya keluar dari kantor.
Baca juga: PM Inggris: Serangan Putin Contoh Sempurna Maskulinitas Beracun
Will Walden, direktur komunikasi Johnson ketika PM itu menjadi walikota London, mengatakan bahwa perdana menteri tidak akan melakukan perubahan, maka dirinya juga tidak.
“Dia tidak menyesal. Dan tidak akan. Dan dia tidak melakukan pengunduran diri. Setidaknya tidak jika dia bisa membantu,” tulisnya di The Times.
Tapi peristiwa Kamis tampaknya telah memaksa Johnson.
Editor : Grace El Dora (graceldora@gmail.com)
Sumber : AFP
Baca berita lainnya di GOOGLE NEWS