MANILA, investor.id – Pemerintah Filipina akan menerima kembali kedatangan para wisatawan yang telah divaksinasi lengkap dari sebagian besar negara pada 10 Februari, sekaligus mencabut persyaratan karantina. Demikian disampaikan para pejabat pada Jumat (28/1).
Sebagai informasi, pihak berwenang telah menutup perbatasannya hampir 2 tahun guna mencegah penyebaran virus corona Covid-19. Dampaknya pun dirasakan oleh para operator pariwisata di seluruh negara kepulauan yang terkenal akan objek wisata pantai dan tempat menyelamnya. Bisnis mereka diklaim telah hancur akibat penurunan pengunjung internasional dan pembatasan perjalanan dalam negeri.
Kesengsaraan mereka pun diperparah oleh bencana topan super yang menerjang negara itu pada Desember tahun lalu dan memusnahkan resor, restoran, serta bar di destinasi wisata populer tersebut.
Baca Juga: Butuh Tingkatkan Lapangan Kerja, Filipina Buka Kembali Kegiatan Bisnis
“Industri pariwisata sekarang dapat pulih dan dapat memberikan kontribusi besar bagi lapangan pekerjaan, mata pencaharian dan pertumbuhan ekonomi negara,” ujar Juru bicara kepresidenan Karlo Nograles dalam sebuah pengarahan, yang dikutip AFP.
Sebelumnya pemerintah berencana menyambut kembali para turis mulai 1 Desember tahun lalu, tetapi ditangguhkan, setelah munculnya varian Omicron yang sangat menular dan melanda Filipina.
Seiring pengumuman yang disampaikan pemerintah pada Jumat maka perjalanan bebas visa untuk kunjungan singkat kembali diperbolehkan bagi warga negara dari 157 negara, yang telah menikmati izin bebas masuk ke Filipina sebelum pandemi dimulai.
Para wisatawan yang telah divaksinasi penuh dari negara-negara dalam daftar harus menunjukkan hasil tes negatif Covid-19 sesaat sebelum terbang ke Filipina, dan tidak perlu dikarantina pada saat kedatangan. Terdapat 10 sumber pariwisata Manila teratas, di antaranya Amerika Serikat, Korea Selatan, Jepang, Australia, Kanada, dan Inggris.
Namun daftar negara tersebut tidak mencakup Tiongkok, di mana pasar turisnya mencatatkan pertumbuhan paling cepat di Filipina, serta Taiwan dan India.
Data resmi menunjukkan bahwa sektor pariwisata adalah pendorong utama ekonomi negara yang terletak di kawasan Asia Tenggara, menyumbang hampir 13% dari produk domestik bruto (PDB) pada 2019, dengan lebih dari delapan juta orang berkunjung.
Editor : Happy Amanda Amalia (happy_amanda@investor.co.id)
Sumber : AFP
Berita Terkait