JAKARTA, investor.id – Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi meminta semua pihak, baik pemerintah pusat, pemda, pengelola wisata, pusat belanja, restoran, dan juga masyarakat, untuk mewaspadai lonjakan angka kasus positif Covid-19 pascalibur panjang.
Hal itu menyusul keputusan Pemerintah tentang cuti bersama pada 28 Oktober hingga 1 November dan diperkirakan membuat masyarakat menikmati libur panjang dengan bepergian hingga rekreasi.
Tulus menjelaskan momentum tersebut tentu akan mendulang efek positif dari sisi perputaran arus ekonomi. Namun di sisi lain, momen long weekend juga merupakan momen yang high risk, sebab berpotensi mendulang penularan Covid-19 yang lebih masif.
“Hal ini sebagaimana dampak saat libur panjang HUT RI, dilanjut Tahun Baru Islam, beberapa bulan lalu,” ungkapnya melalui pesan singkat, Selasa (27/10).
Oleh karena itu, lanjut dia, momentum libur panjang harus diwaspadai oleh semua pihak, baik itu pemerintah pusat, pemda, pengelola wisata, pusat belanja, restoran, dan juga masyarakat.
“Intinya agar semua pihak konsisten dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat, tanpa kompromi. Jangan pertaruhkan kesehatan dan keselamatan masyarakat, hanya karena gelembung ekonomi sesaat,” katanya.
Menurut Tulus, jika sampai lengah dengan protokol kesehatan, alih-alih mendulang kue ekonomi, tetapi malah tekor/boncos yang didapat, karena akan mendulang penularan Covid-19 yang lebih masif.
Untuk itu, pemerintah dan aparat harus tegas menegur dan bahkan memberikan sanksi bagi pihak yang tidak patuh pada protokol kesehatan, terkhusus di pusat keramaian dan kerumunan.
“Masyarakat juga jangan kendor dengan protokol kesehatannya. Apalagi saat perjalanan ke kampung halaman dan atau tempat wisata berpotensi menguras energi dan kemudian mereduksi imunitas,” tutupnya.
Editor : Gora Kunjana (gora_kunjana@investor.co.id)
Sumber : Investor Daily
Berita Terkait