JAKARTA- Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas)
memprediksi pertumbuhan ekonomi sepanjang 2017 akan mencapai 5,1%
atau di bawah target dalam APBN-P 2017 sebesar 5,2%.
Kepala
Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan dengan rata-rata pertumbuhan
ekonomi pada tiga triwulan terakhir yang baru mencapai 5,03%, berat
untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 5,2%.
"Kalau mau kejar
di triwulan IV harus relatif tinggi di atas 5,5%. Itu tampaknya agak
berat meskipun ada harapan di investasi, ekspor dan konsumsi
pemerintah. Mungkin tercapai 5,1%," ujar Bambang saat jumpa pers
di Gedung Bappenas Jakarta, Senin.
Bambang menuturkan
pertumbuhan ekonomi tetap melanjutkan tren positif, didukung oleh
pertumbuhan investasi dan ekspor yang tinggi, serta perbaikan
konsumsi pemerintah. Namun konsumsi rumah tangga mengalami sedikit
perlambatan.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi
Indonesia menurut pengeluaran pada triwulan III-2017 tumbuh mencapai
5,06% secara tahunan (year on year/yoy) yang peningkatannya
didorong oleh semua komponen.
Seluruh komponen PDB pengeluaran
tumbuh positif. Pertumbuhan yang tertinggi adalah ekspor yaitu
17,27%. Investasi yang ditunjukkan dengan Pembentukan Modal Tetap
Bruto (PMTB) tumbuh 7,11%. Sedangkan konsumsi pemerintah paling
rendah pertumbuhannya yaitu 3,46%.
Bambang menuturkan, ekspor
yang mampu tumbuh double digit mencapai 17,27% merupakan yang
tertinggi sejak triwulan II 2011. Ekspor riil barang non migas tumbuh
tertinggi dalam tujuh tahun terakhir, yaitu 20,51%.
"Kenaikan
ekspor juga didorong oleh kenaikan ekspor jasa yang tumbuh 12,4%,
salah satunya didorong oleh sektor pariwisata," ujar
Bambang.
Sementara itu, pertumbuhan investasi triwulan III
2017 mencapai 7,11% merupakan yang tertinggi sejak triwulan I 2013,
yang didorong oleh pertumbuhan investasi mesin dan perlengkapan,
serta peralatan lainnya,yang mencapai double digit yaitu
masing-masing 15,18% dan 16,83%. Sebelumnya sejak 2016, pertumbuhan
investasi mesin dan perlengkapan cenderung mengalami
kontraksi.
"Peningkatan investasi pada mesin dan
peralatan lainnya mengindikasikan adanya penguatan aktivitas produksi
yang berkelanjutan ke depan," kata Bambang.
Selain itu,
pertumbuhan investasi bangunan juga meningkat yaitu 6,28%, didorong
oleh proyek infrastruktur pemerintah. Hal tersebut terlihat juga dari
penjualan semen yang meningkat.
Sedangkan yang terkait dengan
pertumbuhan konsumsi pemerintah yang membaik, lanjut Bambang,
didorong realisasi belanja pemerintah pusat di triwulan III tahun
2017 yang lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun
2016.
Namun merujuk data masa lalu, pertumbuhan konsumsi
pemerintah tidak cukup tinggi, mengingat base tahun 2016 yang rendah
seharusnya bisa tumbuh di atas 5,0%.
"Artinya realisasi
belanja triwulan III masih kurang tinggi. Ada potensi pertumbuhan
konsumsi pemerintah triwulan IV yang lebih tinggi," ujar
Bambang. (gor/ant)
Editor : Gora Kunjana (gora_kunjana@investor.co.id)
Berita Terkait