JAKARTA, investor.id - Awal pekan, pelaku pasar mencermati pergerakan harga minyak dunia pasca kenaikan yang signifikan dalam satu tahun terakhir. Ini, juga yang jadi sebab kenaikan inflasi yang lebih cepat.
Pilarmas Investindo Sekuritas menjelaskan, kenaikan tersebut memicu spekulasi pelaku pasar terkait kebijakan The Fed yang dinilai dapat memberikan dampak fluktuasi pada pasar keuangan.
Selain itu, saat ini pelaku pasar merespon upaya OPEC+ terkait rencana untuk meningkatkan produksi bulanan sebesar 400.000 barel per hari.
“Kenaikan dari produksi ini, akan memicu spekulasi pelaku pasar terhadap potensi kenaikan harga minyak pada pasar spot,” jelas Pilarmas dalam riset harian, Senin (6/12).
Di sisi lain, sentimen dari virus varian baru yakni Omicron, juga memberikan tekanan pada harga dimana pemulihan dari sektor riil berpotensi melambat apabila tak tertangani dengan baik.
Mengacu pada research dari JP Morgan, memproyeksikan kenaikan pada harga minyak melampaui US$125 per barel tahun depan dan US$150 pada tahun 2023 karena kekurangan yang disebabkan oleh kapasitas dalam produksi OPEC+
Editor : Gora Kunjana (gora_kunjana@investor.co.id)
Sumber : Investor Daily
Berita Terkait