JAKARTA, investor.id - Bitcoin (BTC) mundur dari tertinggi hari Kamis (21/04/2022) di US$ 42.965 selama hari perdagangan New York. Padahal BTC sempat menunjukkan tanda-tanda peningkatan momentum, menurut beberapa indikator teknis, yang dapat mendukung kenaikan lebih lanjut menuju US$ 47.000-50.000, namun gagal.
Mengutip Coinmarketcap Jumat (22/04/2022) pukul 07.00 WIB, BTC memang turun 2,18% dibandingkan perdagangan satu hari sebelumnya ke US$ 40.458,09, namun masih menguat 1,33% dibandingkan satu pekan sebelumnya. Begitupun dengan Ethereum (ETH) yang juga turun 2,89% dibandingkan perdagangan satu hari sebelumnya ke US$ 2.986,26 dan telah ambles 1,10 dibandingkan satu pekan sebelumnya.
Pada hari Kamis, Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan menaikkan suku bunga acuan AS sebesar 50 basis poin (0,5 poin persentase) "akan dibahas" untuk pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) berikutnya pada bulan Mei. Sejauh ini, kebijakan moneter yang lebih ketat telah menjadi hambatan bagi aset spekulatif seperti saham dan kripto tahun ini.
Baca juga: Masih Stagnan, Kondisi Ekonomi Global Bisa Picu Aksi Jual Bitcoin Berlanjut
Di sisi lain, saat ini, 29% dari 50 kripto teratas telah mengungguli BTC selama 90 hari terakhir. Secara teoritis, musim altcoin dikonfirmasi ketika 75% dari semua kripto berkinerja lebih baik daripada BTC selama periode yang sama. Saat itu sudah terlambat untuk memposisikan reli, sehingga angka di atas 50% bisa menandakan pergeseran dari sentimen bearish ke bullish di antara para pedagang.
Namun, ada 41% kripto teratas yang mengungguli BTC selama setahun terakhir. Itu menunjukkan beberapa kehati-hatian di antara para pedagang setelah reli pasar yang kuat pada tahun 2020.
Editor : Lona Olavia (olavia.lona@gmail.com)
Sumber : Investor Daily
Berita Terkait