JAKARTA, investor.id – Tim riset ICDX menyebut pada penutupan pekan pagi ini, harga minyak terpantau mengalami koreksi turun dibebani oleh tanda realisasi rencana perilisan minyak terkoordinasi yang di inisiasi oleh AS dan IEA. Selain itu, sinyal pengetatan kembali aturan Covid di Shanghai turut membebani pergerakan harga minyak lebih lanjut.
Realisasi rencana perilisan minyak dari cadangan strategis AS sebesar 180 juta barel selama Mei - Oktober mulai terlihat pasca Departemen Energi AS pada hari Kamis mengumumkan bahwa 30 juta barel minyak telah dialokasikan ke 12 perusahaan dan rencananya akan mulai dikirim pada bulan Mei hingga Juli mendatang.
Baca juga:Minyak Naik di Tengah Kekhawatiran Pengetatan Pasokan
Menyusul AS, Jepang berencana akan mengadakan lelang pada 10 Mei nanti untuk merilis 760.000 kiloliter, atau 4,78 juta barel minyak dari cadangan nasional sebagai bagian dari rencana pelepasan minyak secara terkoordinasi yang di inisiasi oleh AS dan International Energy Agency, ungkap Kementerian Perindustrian Jepang pada hari Jumat.
Turut membebani pergerakan harga minyak, otoritas kesehatan kota Shanghai pada Kamis malam mengumumkan babak baru kebijakan untuk mengekang penyebaran infeksi Covid-19 yang disebut dengan ‘9 tindakan utama’, termasuk diantaranya pengujian harian di seluruh kota yang akan diberlakukan mulai hari Jumat, mempercepat transfer ke pusat karantina, meminimalkan pergerakan orang, dan memastikan penegakan aturan.
Baca juga:Minyak Terkerek Didukung Sejumlah Sentimen Positif
Pemerintah kota Shanghai menegaskan bahwa penguncian hanya akan dicabut secara bertahap setelah penyebaran infeksi benar-benar dituntaskan. Shanghai merupakan kota pusat keuangan Tiongkok dan berkontribusi terhadap sekitar 4% dari total konsumsi minyak di negara importir minyak terbesar pertama dunia itu.
Sementara itu, dukungan pada pasar minyak datang dari sinyal peningkatan aktifitas perjalanan via udara di AS yang terlihat dari optimisme sejumlah besar maskapai udara utama AS. American Airlines Group, United Airlines dan Alaska Air Group Inc pada hari Kamis mengatakan pendapatan mereka pada kuartal saat ini akan melampaui tingkat pra-pandemi, meskipun dengan kondisi kapasitas penumpang masih di bawah 2019, dan diharapkan tren positif itu akan terus bertahan hingga bulan Juni nanti.
“Melihat dari sudut pandang teknis, harga minyak berpotensi menemui posisi resistance terdekat di level US$110 per barel. Namun, apabila menemui katalis negatif maka harga berpotensi turun ke support terdekat di level US$95 per barel,” tutup tim riset ICDX.
Editor : Indah Handayani (indah.handayani26@gmail.com)
Sumber : Investor Daily
Berita Terkait