JAKARTA, investor.id – Indeks harga saham gabungan (IHSG) masih terlihat cukup betah berada dalam rentang konsolidasi wajar, peluang kenaikan terbatas akan terlihat pada perdagangan Senin (30/5/2022). IHSG diprediksi bergerak pada kisaran 6.944-7.071.
Namun, tekanan terlihat masih belum mereda. “Saat ini, IHSG masih ditopang oleh beberapa faktor di antaranya musim pembagian dividen oleh emiten dan stabilnya tingkat suku bunga dalam negeri yang merupakan salah satu indikator bahwa kondisi perekonomian masih cukup stabil,” kata CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas William Surya Wijaya, Minggu (29/5/2022).
Menurut dia, jika memang terjadi koreksi, pemodal dapat memanfaatkan momentum tersebut untuk mengakumulasi saham, terutama bagi investor jangka panjang.
Adapun beberapa saham yang dapat dicermati, yaitu BBCA, UNVR, HMSP, ICBP, ITMG, BBRI, ASII, EXCL, dan INDF.
Baca juga: To The Moon! Saham-saham Ini Meroket dalam Sepekan
Secara terpisah, analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan, penguatan IHSG pada perdagangan Jumat (27/5/2022) sebesar 142,7 poin (2,07%) ke level 7.026,2 ditopang oleh investor asing yang mencatatkan transaksi beli bersih (net buy) hingga Rp 1,37 triliun.
Secara teknikal, penguatan IHSG menemui MA20 di 7.015 pada Jumat lalu. “Dengan demikian, IHSG berpotensi menguji level 7.050 pada Senin (30/5/2022), jika bertahan di atas 7.015. Di sisi lain, hati-hati pullback, jika IHSG tertahan pada kisaran level tersebut,” jelas Valdy.
Dia memprediksi IHSG bergerak dalam rentang level resistance 7.050 dan support 6.900, serta pivot 6.960 pada perdagangan Senin (30/5/2022).
Lebih lanjut Valdy mengatakan, technical rebound sejumlah indeks di Wall Street, terutama pada perdagangan Kamis (26/5/2022), menjadi katalis utama yang mendorong kenaikan IHSG pada Jumat (27/5/2022). Kecenderungan ini diperkirakan berlanjut pada perdagangan Senin (30/5/2022),” tuturnya.
Menurut dia, laporan keuangan kuartal I-2022 dari sejumlah perusahaan di AS, terutama peritel, menunjukkan hasil di atas ekspektasi. Selain itu, US Core PCE Price Index diperkirakan turun ke 4,9% (yoy) pada April 2022 dari 5,2% (yoy) pada Maret 2022.
Baca juga: Inilah Para Broker Penguasa Perdagangan Saham di BEI
Hal tersebut membangun optimisme bahwa tekanan inflasi di AS mulai melandai dan dampaknya ke perusahaan tidak sebesar yang dikhawatirkan. Dengan demikian, agresivitas the Fed dalam melakukan pengetatan kebijakan moneter mungkin berkurang.
“Sebab itu, saham BBCA, BBNI, BBRI, dan BMRI menarik untuk dicermati. Potensi rebound lanjutan pada building construction seperti ADHI, PTPP, WIKA, dan WSKT juga dapat diperhatikan. Saham lainnya meliputi UNTR, INDF, ADRO, dan AKRA,” ujarnya.
Editor : Jauhari Mahardhika (jauhari@investor.co.id)
Sumber : Investor Daily
Berita Terkait