JAKARTA, investor.id - PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) berencana untuk melakukan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue pada kuartal IV-2022. Selain menambah modal, target dana sebesar Rp 5 triliun sebagian besar bakal digunakan untuk ekspansi bisnis perseroan.
Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) Agnes F Triliana menyampaikan, rights issue akan dijalankan setelah mendapat restu pemegang saham. Hal itu akan dilakukan melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang bakal digelar pada 21 Juli 2022.
Agnes menyebut, target dana yang akan dihimpun dari rights issue tersebut sebesar Rp 5 triliun. Memang belum ada investor yang siaga (standby buyer) untuk membeli saham baru tersebut. Namun, pemegang saham pengendali (PSP) yakni fintech Akulaku selalu dipercaya menjaga komitmennya untuk mendukung rencana manajemen tersebut.
"Modal inti kita tahun lalu sudah Rp 2 triliun, kita tinggal nambah untuk Rp 1 untuk mencapai Rp 3 triliun di akhir tahun ini. Anggaplah Rp 5 triliun target dana, berarti cuma Rp 1 triliun untuk modal inti, selebihnya untuk ekspansi usaha," ungkap Agnes di Jakarta, baru-baru ini.
Baca juga: Gandeng Lakuemas, Bank Neo (BBYB) Sediakan Fitur Investasi Emas di Aplikasi Neobank
Selain itu, lanjut dia, manajemen melalui RUPS akan meminta persetujuan untuk melaksanakan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (non-HMETD) atau private placement. Agnes belum banyak membeberkan rencana terkait inisiatif ini. Namun demikian, persetujuan perlu lebih dulu dikantongi manajemen untuk bisa diimplementasikan kurang dari dua tahun ke depan.
"Kita belum bisa bagi banyak hal tentang private placement. Kembali lagi, jangka waktunya masih nanti. Kita masih dalam pembicaraan untuk hal tersebut. Target dana belum ada," kata dia.
Head of Investor Relation Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) Indra Cahya menambahkan, rencana rights issue dan private placement memang sebelumnya direncanakan berlangsung masing-masing pada Mei dan Juni 2022. Manajemen memilih menunda dan meminta persetujuan ulang pemegang saham, seiring dengan kondisi pasar saat ini.
Sampai saat ini, manajemen juga belum memutuskan harga dan jumlah saham yang diterbitkan dalam rangka rights issue. "Jumlah saham yang diterbitkan mengikuti harganya. Bukan berarti kita menerbitkan 500 miliar saham dengan harga Rp 1.000. Kalau kita tetapkan harganya Rp 2.000, berarti kita terbitkan hanya 250 miliar. Kemungkinan kuartal IV-2022," jelas dia.
Baca juga: Bank Neo (BBYB) Private Placement 942 Juta Saham, Beberapa Investor Bisa Masuk
Sementara terkait private placement, jumlah saham yang akan diterbitkan tidak lebih 10% dari jumlah saham saat ini. "Maka sekitar 920 juta lembar saham maksimal yang akan dirilis," beber Indra.
Indra menambahkan, BNC akan lebih akseleratif di tahun ini dan di tahun-tahun mendatang. Kredit ditargetkan tumbuh menjadi Rp 10-12 triliun di akhir 2022, dari 6 triliun per Mei 2022 atau Rp 3,8 triliun di akhir 2021.
Jumlah pengguna juga ditargetkan bertambah sampai dengan 28 juta, dari posisi Mei 2022 sebanyak 18,4 juta. Kolaborasi dan terus menambah fitur layanan menjadi strategi yang terus dijalankan perusahaan.
Editor : Indah Handayani (indah.handayani26@gmail.com)
Sumber : Investor Daily
Baca berita lainnya di GOOGLE NEWS