JAKARTA, investor.id – Indeks harga saham gabungan (IHSG) sepekan ke depan diprediksi menguat secara terbatas dan akan menguji level resistance di 7.000. Rentang pergerakan IHSG diperkirakan pada level 6.800-7.000.
"Selain rilis suku bunga acuan oleh BI yang kemungkinan dipertahankan sebesar 3,5%, ada pula sentimen dari global dimana volatilitas pasar diperkirakan tidak akan setinggi pada pekan-pekan lalu," kata analis Mirae Asset Sekuritas Martha Christina kepada Investor Daily.
Investor juga patut mewaspadai pelemahan kurs rupiah yang sudah mencapai Rp 14.700 dan pengaruhnya pada inflasi.
Baca juga: Apakah IHSG Kembali ke Zona 7.000? Begini Prediksinya
Untuk sepekan ke depan, Martha merekomendasikan investor untuk memilih saham-saham yang mencatatkan kinerja cemerlang dan saat ini harganya sudah terdiskon cukup dalam, seperti saham di sektor pertambangan dan perbankan, yang akan mendapatkan berkah dari berubahnya status pandemi menjadi endemi.
Secara terpisah, pandangan berbeda diungkapkan oleh analis Kiwoom Sekuritas Abdul Aziz. Dia memproyeksikan IHSG cenderung sideways sejalan dengan rilisnya data loan growth. Akan tetapi, investor hendaknya mencermati statement dari The Fed mengenai kebijakan moneter yang memungkinkan terjadinya foreign outflow di pasar modal Indonesia.
Baca juga: TERPOPULER: Potensi Cuan Gede dari WIRG, BBYB, hingga Nasib Pasar Kripto
Dalam kondisi seperti ini, saham-saham yang dapat dilirik oleh para investor, yaitu saham-saham sektor komoditas di antaranya ADRO dan ITMG.
Dia melanjutkan, perubahan status pandemi menjadi endemi sebenarnya sudah direspons baik oleh pasar sebelumnya. "Dan, sektor yang mendorong indeks adalah sektor perbankan serta industri. Tetapi saat ini, sentimen dari global memang sedang menekan indeks kita seperti pengetatan kebijakan moneter oleh The Fed, lockdown di Tiongkok, serta perang Rusia-Ukraina yang berlarut-larut," ujarnya.
Editor : Jauhari Mahardhika (jauhari@investor.co.id)
Sumber : Investor Daily
Berita Terkait