MAKASSAR-
Badan SAR Nasional Wilayah Makassar berhasil menemukan jenazah penumpang
AirAsia QZ8501 di Perairan Sendana, Majene, Sulawesi Barat atau sekitar 950
kilometer (km) dari lokasi jatuhnya di sekitar Kalimantan Selatan.
"Berdasarkan penghitungan, lokasi jatuhnya pesawat itu di sekitar Selat
Karimata dan jenazah yang ditemukan di Selat Makassar ini berjarak sekitar 950
kilometer," ujar Kepala Basarnas Wilayah A Makassar, Roki Asikin di
Makassar, Rabu.
Dia menjelaskan, Selat Karimata adalah selat yang terletak di antara dua pulau
besar di Indonesia, yaitu Pulau Sumatera dan Kalimantan. Selat ini menghubungkan
Laut China Selatan dengan Laut Jawa dan korban yang ditemukan itu berjarak 550
mil.
Rosi menyatakan, terdamparnya jenazah itu ke Selat Makassar atau di Perairan
Sendana, Kabupaten Majene karena angin sekarang ini berhembus ke arah barat.
"Ini musim barat dan dia bisa lepas dari ujung Kalimantan Selatan lalu
naik ke utara. Jika angin barat ini terus berhembus bisa sampai tumpuannya ke
Selayar (Sulsel)," katanya.
Dengan adanya penemuan jenazah ini, dirinya kemudian berkoordinasi dengan Basarnas
pusat serta Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan untuk memfokuskan pencarian di
Selat Makassar.
Setelah koordinasinya itu, pihak Polda Sulsel kemudian memerintahkan Direktorat
Kepolisian Perairan (Ditpoliar) serta Polres Majene, Sulbar untuk bersama-sama
dengan Basarnas melakukan pencarian.
"Kita sudah ada tim Basarnas di Sulbar dan dengan penemuan ini, otomatis
dibentuk posko bersama di Majene untuk mencari korban lainnya yang diduga
tersapu ombak hingga ke Selat Makassar," jelasnya.
Satu jenazah yang ditemukan oleh nelayan itu beridentitas Syaiful Rahmat warga
Kalijati, kelahiran 11 September 1976 atau telah berusia 39 tahun.
Korban adalah teknisi pesawat AirAsia yang diketahui beralamat di Jalan Surya
Nomor 524, RT 005 / RW 009, Kelurahan Halim Perdana Kusumah, Kecamatan Makasar,
Jakarta Timur. (ant/gor)
Editor : Gora Kunjana (gora_kunjana@investor.co.id)